Masyarakat Desa Mandungo Keluhkan Ruas Jalan yang Rusak

0
268
Salah satu titik pada badan jalan yang mengalami kerusakan. (Foto; Gusti Ate)

NTT-News.com, WESEL – Akses jalan raya merupakan prasarana utama yang menunjang transportasi darat, juga sebagai pendukung setiap aktivitas manusia dalam berbagai hal pada kepentingan mobilitas yang juga sebagai pendukung dalam mencapai kepentingan ekonomi.

Jalan raya sangat membantu semua pihak dalam hal berkendara sepeda motor, mobil maupun angkutan umum (Bemo), baik dalam kepentingan pribadi maupun kepentingan umum.

Pantauan wartawan media ini, wilayah Desa Mandungo, Kecamatan Wewewa Selatan memiliki ruas jalan yang cukup padat. Namun beberapa jalan pekarasan yang berada dilokasi itu mengalami rusak parah. Salah satu jalan utama yang berada di wilayah Dusun III.

Setiap pengendara yang melintasi jalan pekarasan itu harus berhati-hati mengendarai kendaraannya. Pasalnya, badan jalan mengalami kerusakan parah.

Badan jalan yang rusak itu dikarenakan guyuran air hujan. Sehingga bebatuan kecil mengalir mengikuti arus air yang dapat meninggalkan jejak berlubang pada badan jalan.

Pada musim hujan, genangan air memenuhi badan jalan dikarenakan tidak memiliki drainase.

Salah seseorang masyarakat Desa Mandungo Anfonsus Umbu Redda, saat dihubungi pada Selasa (23/08/22) mengaku, ruas jalan wilayah Desa Mandungo Dusun III khususnya sangat memprihatikan.

Ruas jalan yang rusak ini, kata Alfon sangat membahayakan masyarakat umum dalam mengendarai kendaraan roda dua maupun roda empat. Apa lagi musim hujan. Sehingga ia menyayangkan pekerjaan jalan tanpa drinise itu.

“Badan jalan ini sudah tidak terurus. Bebatuan mulai memnuhi permukaan jalan. Sangat bahaya jika tidak berhati-hati melalui jalan ini,” ungkap Alfon.

Seharusnya, tambah Alfon, pemerintah setempat harus melakukan pemeliharaan pada jalan tersebut. Sebab, jalan itu merupakan jalan utama yang dilalui masyarakat.

Disekitar wilayah itu juga terdapat beberapa lembaga pendidikan dan rumah ibadat. Sehingga ia meminta agar ada perhatian khusus dari pemerintah setempat.

“Ada dua sekolah, SD dan SMP selain sekolah ada dua gereja juga. Sebenarnya muda bisa cepat sampai, tetapi karena jalan rusak, orang harus jalan kaki apalagi ibu-ibu tidak bisa bawa turun motor karena menurun tajam dan jalan rusak” imbuhnya.

Lebih lanjut kata Alfon, akses jalan itu dijadikan sebagai alternatif utama masyarakat desa dalam mengangkut hasil pertanian maupun perkebenan.

Dengan kondisi jalan yang tidak bisa dilalui pikap, masyarakat harus memikul hasil pertanian dan perkebunan. Sementara jarak yang harus ditempuh kurang lebih 1 KM.

“Banyak hasil kebun sebenarnya yang harus di antar dengan roda dua atau roda empat, tapi karena jalan rusak orang memilih hasil kebunnya di pikul atau di junjung” tuturnya

Ia berharap supaya pemerintah betul-betul memperhatikan persoalan kerusakan badan jalan tersebut. Dengan demikian, masyarakat dapat melintasi jalan dengan mudah tanpa memiliki keraguan melintasi menggunakan roda dua maupun roda empat.

“Saya berharap sebagai masyarakat pengguna jalan ini, semoga pemerintah bisa membuka mata agar orang-orang bisa lewat dengan mudah, tidak ada rasa takut karena jalan ini sudah sangat rusak” tutupnya. (Gusti)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini