NTT-News.com, Kupang – Ketua Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI), Adelia membantah isu para Pekerja Seks Komersial (PSK) akan melakukan demonstrasi bugil jika Walikota Kupang tetap menutup Lokalisasi Karang Dempel (KD) di Tenau Kecamatan Alak Kota Kupang, 1 Januari 2019 mendatang.
“Kami tidak tahu siapa yang memberi informasi itu. Yang pasti, kami masih punya harga diri. Kalau bapak bayar Rp 100 ribu untuk pegang ‘susu’. Mana saya mau,” kata Adelia yang juga salah satu penghuni KD kepada wartawan di gedung DPRD NTT beberapa hari lalu.
Terkait dengan rencana penutupan lokalisasi KD, Adelia mempersilahkan pemerintah Kota Kupang untuk menutupnya. Namun, dia meminta agar para PSK memilih sendiri jalan hidup mereka.
“Silahkan tutup, karena ijinnya penginapan. Tapi jangan antar kami sampai depan rumah. Cara memulangkan itu yang masalah,” katanya.
Dia mengatakan ada sejumlah PSK di KD yang membuka usaha, membeli rumah hingga memiliki suami dengan warga Kota Kupang. Apalagi, rata-rata PSK milik KTP Kupang. “Apakah mereka juga akan dipulangkan ke kampung halamnnya. Mau dipulangkan kemana?,” katanya.
Karena itu, dia meminta kepada Walikota untuk duduk bersama para PSK guna menyamakan persepsi terkait pemulangan para PSK ke daerah asal. “Kami minta kepastian waktunya. Kapan saja,” kata dia.
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore berencana menutup seluruh lokalisasi di Kota Kupang pada 1 Januari 2019. Masyarakat Kota Kupang menanti ketegasan dari apa yang disampaikan Walikota tersebut. (rey)